BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
peristilahan fisiologi tumbuhan, tunas berarti semua bagian tumbuhan yang bukan
akar, yaitu bagian tumbuhan yang berkecenderungan memiliki geotropisme negatif
(atau heliotropisme positif).
Tunas
disukai oleh hewan (termasuk manusia) dan seringkali dimakan karena
serat-seratnya belum sepenuhnya berkembang sebagai perkembangan dinding sel
sekunder. Keadaan ini menyebabkan tunas relatif lebih lunak daripada bagian
yang sudah tua.
Sebuah
tunas daun terdiri dari batang pendek dengan daun embrio, dengan tunas
primordia di axils dan di puncak. Tunas tersebut berkembang menjadi tunas
berdaun. Tunas daun sering kurang gemuk dan lebih runcing dari kuncup bunga.
Sebuah
kuncup bunga terdiri dari batang pendek dengan bagian-bagian bunga embrio.
Dalam beberapa kasus kuncup bunga tanaman yang menghasilkan tanaman buah
kepentingan ekonomi disebut tunas buah. Terminologi ini pantas karena bunga
memiliki potensi untuk berkembang menjadi buah. Perkembangan ini mungkin tidak
pernah terjadi karena kondisi cuaca buruk, kurangnya penyerbukan atau keadaan
yang tidak menguntungkan lainnya. Struktur adalah kuncup bunga dan harus jadi
ditunjuk karena tidak dapat menetapkan buah.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud tunas ?
2.
Apa pengertian tunas pada tumbuhan ?
3.
Apa saja tanaman-tanaman yang berkembang biak dengan tunas dan
cara membudidayakannya ?
4.
Bagaimana pembentukan tunas ?
5.
Apa saja jenis tunas ?
6.
Bagaimanakah tunas sebagai makanan ?
7.
Apa saja pertumbuhan primer pada batang yang dipengaruhi oleh 2
macam tunas ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui apa itu tunas
2.
Mengetahui apa pengertian tunas pada tumbuhan
3.
Mengetahui apa saja tanaman-tanaman yang berkembang biak dengan
tunas dan cara membudidayakannya
4.
Mengetahui bagaimana pembentukan tunas
5.
Mengetahui apa saja jenis tunas
6.
Mengetahui bagaimanakah tunas sebagai makanan
7.
Mengetahui pertumbuhan primer pada batang yang dipengaruhi oleh 2
macam tunas
BAB
II
TUNAS
2.1 Pengertian Tunas
Tunas
adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada
di atas permukaan tanah/media. Tunas dapat terdiri dari batang, ditambah dengan
daun muda, calon bunga, atau calon buah. Tunas juga merupakan cara dari
perkembangbiakan vegetatif alami
Tunas
dari banyak tanaman membutuhkan paparan sejumlah hari di bawah suhu kritis
(istirahat) sebelum mereka akan melanjutkan pertumbuhan di musim semi. Periode
waktu ini bervariasi untuk tanaman yang berbeda. Kuncup bunga forsythia
membutuhkan waktu istirahat yang relatif singkat dan akan tumbuh pada tanda
pertama dari cuaca hangat. Banyak varietas persik memerlukan 700 sampai 1.000
jam suhu di bawah 45 ° F (7 ° C) sebelum mereka akan melanjutkan pertumbuhan.
Selama istirahat, tunas dorman dapat menahan suhu yang sangat rendah, tapi
setelah masa istirahat puas, tunas menjadi lebih rentan terhadap kondisi cuaca
dan mudah rusak oleh suhu dingin atau beku.
2.2 Pengertian Tunas Pada Tumbuhan
Sebuah
tunas adalah menembak berkembang dari yang daun embrio atau bagian bunga
timbul. Tunas pohon dan semak-semak dari zona beriklim biasanya mengembangkan
lapisan luar pelindung skala kecil, kasar, bud.
Tanaman
tahunan dan tanaman keras herba memiliki tunas telanjang di mana daun luar
berwarna hijau dan agak lezat.
Tanaman
yang berkembang biak dengan tunas, yaitu pisang, cemara, bambu, sukun, cocor
bebek dan tebu.
A. Pedoman
dan Cara Budidaya Pisang Melalui Tunas Adventif
Cara
menanam dan budidaya tanaman pisang pada dasarnya sama untuk semua jenis dan
varietas jenis pisang, baik itu pisang kepok, pisang mas, pisang raja, pisang
muli, dan pisang lainnya. Cara budidaya tanaman pisang banyak dilakukan dengan
cara mengambil tunas adventif karena dari beberapa referensi yang dibaca,
keuntungan dari bertanam pisang melalui tunas adventif diantaranya: Tanaman
cepat berbuah dan waktu tanam lebih efisien, lebih tahan terhadap penyakit dan
organisme pengganggu, akar tanaman lebih cepat tumbuh dan menyesuaikan tanah
setempat. Berikut ini cara untuk menanam dan budidaya tanaman buah pisang
dengan tunas adventif.
Pembibitan
Melalui Tunas Adventif
Pembibitan
melalui tunas adventif: Untuk memperoleh bibit tanaman pisang secara adventif
dapat dilakukan dengan mengambil bagian tunas yang tumbuh di bawah tanah dekat
akar tanaman induk. Tunas adventif adalah tunas yang diambil selain dari tunas
yang tumbuh pada bagian daun atau pada bagian batang/ketiak batangnya. Cara
pengambilan tunas adventif pada batang pisang yaitu dengan mengambilnya secara
langsung menggunakan alat pengambilan atau golok dan cangkul khusus. Bibit
adventif pada tanaman pisang terdiri dari dua yakni bibit muda dan dewasa.
Anakan bibit dewasa lebih baik digunakan karena sduah mempunyai banyak
persedian pada bonggolnya, sementara itu bibit anakan adventif (tunas) yang masih
berbentuk tombak (daun masih berbentuk pedang, helaian daun sempit) lebih
diutamakan daripada bibit yang memiliki daun lebar untuk dijadikan bibit.
Penyiapan
bibit: Anakan atau tunas adventif pada tanaman pisang dapat dibeli dari daerah
lain atau dapat dikembangkan secara pribadi di kebun sendiri. Jarak tanam untuk
budidaya pisang adalah 2x2 meter. Satu pohon pisang yang dipelihara sebaiknya
dibiarkan memiliki 6-8 tunas adventif yang tumbuh di area tanaman induk.
Sanitasi
Bibit Sebelum Ditanam: Untuk mencegah dari penyebaran penyakit dan hama
pengganggu tanaman, sebelum bibit ditanam maka diperlakukan sebagai berikut:
·
Setelah tunas adventif dipotong,
bersihkan akar tanaman dari tanah yang menempel;
·
Simpan bibit di tempat teduh 1-3 hari
sebelum tanam agar luka umbi pada tunas adventif mengering. Buanglah daun-daun
yang lebar;
·
Rendam umbi bibit sebatas leher batang
adventif di dalam insektisida 0,5-1% selama 15 menit, kemudian bibit dikeringkan
biasa tanpa cahaya matahari;
·
Jika tidak ada insektisida, maka bibit
pisang adventif dapat direndam pada air mengalir selama 48 jam. Bibit dapat
direndam di air sungai atau waduk;
Berikut
beberapa manfaat pisang mulai dari daun hingga tunasnya:
1.
Daun, sifatnya yang mudah dilipat membuat daun pisang digunakan untuk
membungkus makanan
2.
Pelepah, selain bisa menjadi tali alternatif yang lumayan kuat, pelepah pisang
juga bisa dibuat berbagai macam kerajinan tangan yang bernilai tinggi
3.
Jantung, yang satu ini pastinya ingat kuliner, jantung pisang bisa diolah
menjadi teman nasi hangat yang menggugah selera, dibuat lalap maupun dibumbui
tambah sedap
4.
Buah, selain memiliki banyak vitamin dan mengenyangkan, kulit buah pisang juga
bermanfaat, seperti membersihkan sepatu dan dibuat pupuk
5.
Batang, tidak asing lagi di pinggiran sungai pasti banyak pohon pisang tumbuh,
biasanya anak-anak bermain dengan rakit yang terbuat dari batang pohon pisang,
selain itu batang yang masih muda juga bisa dibuat sebagai pelengkap makanan
yang lezat
6.
Tunas, beberapa tahun yang lalu keripik dari tunas pisang mulai diketahui
publik, karena sifatnya yang mudah diiris tipis tak heran bila disulap menjadi
camilan
7.
Selain beberapa manfaat diatas, pohon pisang juga bisa menjadi alternatif untuk
menanam lahan yang tidak terpakai, selain menyerap air juga bisa dirasakan
manfaatnya kelak, karena dapat tumbuh dengan mudah.
B. Teknik
Penanaman Bambu
Akar
rimpang atau bonggol bambu merupakan organ vegetatif yang penting bersifat
terestrial, berkayu, bercabang-cabang dan membawa akar adventif pada setiap
bukunya. Setiap buku organ mempunyai mata tunas yang selanjutnya berkembang
menjadi bentuk batang dan buluh baru. Dengan adanya tunas-tunas ini akar
rimpang mempunyai bibit dalam pembudidayaan bambu.
Berdasarkan
sistem percabangan rimpangnya, secara garis besar dibagi dalam dua tipe. Kelompok
pertama berakar rimpang yang tumbuh secara simpodial sehingga menghasilkan
rumpun yang rapat (contoh, Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa dan
Schizostachyum) dan banyak dijumpai di daerah tropis. Kelompok kedua berakar
rimpang yang tumbuh secara monopodial atau secara horisontal dan bercabang
secara lateral untuk menghasilkan rumpun dengan letak batang tersebar (contoh,
Arundinaria dan Phyllostachys) yang banyak dijumpai di daerah beriklim sedang.
Secara
garis besar cara penanaman bambu dilakukan dalam 4 tahap yaitu;
1).
Persemaian Persemaian dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menanam biji dan
stek. Perbanyakan dengan biji diambil dari biji yang jatuh yang kemudian tumbuh
di bawah rumpun kemudian setelah tinggi mencapai ± 5 cm dipindahkan ke dalam
kantong plastik untuk dipindahkan ke lapangan. Perbanyakan dengan stek
dilakukan dengan memotong bambu yang sudah berumur 1 – 1.5 tahun. Potongan
diletakkan dalam posisi ditidurkan dalam galian bedengan sedalam besarnya stek
batang kemudian ditimbun dengan tanah setebal ± 8 – 10 cm. Penyiraman dilakukan
selama 3 hari sekali selama 2.5 – 3 bulan. Pada umur ini stek batang sudah tumbuh
dan berakar dan bisa dipindahkan ke kantong plastik selama 4 – 6 bulan untuk
dilakukan perawatan. Pada masa perawatan ini akan tumbuh anakan (sucker) untuk
dipisahkan dan dirawat kembali selama 3 – 4 bulan dan disebut bibit baru yang
siap untuk di tanam.
2).
Penanaman Sebelumnya perlu dipersiapkan lahan dengan membersihkan dari semak
belukar atau rumput sampai bersih. Kemudian pembuatan dan pemasangan ajir
sesuai dengan jarak tanam yang dikehendaki serta pembuatan lubang tanam.
Pekerjaan ini umumnya memerlukan waktu 3 – 4 bulan. Untuk penanaman yang
bertujuan menghasilkan rebung ukuran lubang adalah, 50 x 50 x 75 cm sedangkan
untuk yang menghasilkan buluh adalah, 150 x 150 x 75 cm. Kemudian lubang diisi
dengan serasah atau rumput hasil babatan sampai penuh lalu ditimbun dengan
tanah galian di bagian atasnya. Pada umur 3 – 4 bulan lubang atau lahan
tersebut sudah siap ditanami bibit. Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim
penghujan dan pada musim kemarau dilakukan penyiraman setiap 3 hari sampai
tanaman benar-benar hidup. Dari hasil penelitian pembudidayaan bambu yang
dilakukan oleh Dahlan (1991) di Universitas Sriwijaya menyatakan, tingkat
keberhasilan dengan sistem stek batang adalah sangat bergantung pada bagian
batang (ujung, tengah dan bawah) yang digunakan untuk bibit dan jenis yang
ditanam. Musim hujan lebih baik untuk pembuatan stek, tetapi percobaan pada
pada musim kemarau juga menghasilkan keberhasilan yang cukup baik (40 – 60%).
Stek dengan panjang 0.5 – 1 m yang diambil dari bagian pangkal dan tengah
batang serta berumur lebih dari satu tahun akan memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan bagian ujung.
3).
Perawatan Setelah tanaman berumur 1 (satu) bulan jika ada yang mati perlu
disulam secepatnya. Perlu dilakukan pemupukan sebanyak 0.5 kg dengan komposisi
campuran sbb, 1 Urea: 2 TSP : 1 KCI untuk setiap rumpun. Pada bulan-bulan
berikutnya dilakukan pembersihan di sekitar tanaman dari rumput dan gulma
karena berpotensi menghambat dan membunuh. Pemupukan dapat dilakukan dua kali
setahun tergantung pada keadaan dan tingkat kesuburan tanah, dan umumnya dapat
dilakukan menjelang musim hujan (oktober) dan menjelang musim kemarau (April).
Untuk rumpum yang sudah berumur 4 tahun ke atas cukup diberi pupuk 2 kg per
rumpun, cara perawatan ini dapat meningkatkan kualitas dari bambu yang
dihasilkan. Beberapa cara penanaman baik dilaboratorium lapangan maupun
dilapangan pada skala besar telah dilakukan di lingkungan perkebunan PT. GGPC
Lampung Tengah tahun 1988.
C.
Cara Budidaya Tanaman Sukun
Tanaman
sukun adalah tanaman hutan dengan tinggi mencapai 20 meter. Tanaman ini
memiliki kayu yang lunak dengan kulit kayu yang berserat kasar. Seluruh bagian
tanaman memiliki getah encer. Di bagian daun serta batang daunnya sangat lebar,
menjari serta berbulu kasar. Batang dari tanaman sukun ini besar, bergetah
banyak dan juga agak lunak. Cabangnya pun banyak dan untuk pertumbuhannya
cenderung ke atas.
Karena
buah sukun pada dasarnya memang tidak memiliki biji, maka dalam teknik
pembudidayaan tanaman sukun ini hanya menggunakan penanaman vegetatif. Ada
sejumlah cara bercocok tanam guna memperoleh bibit dari pohon tanaman sukun.
Dimana
cara yang pertama yaitu menggunakan stek pucuk. Stek pucuk ini akan
menanggulangi masalah bibit yang sudah terlalu lama berada dalam polibag.
Selanjutnya dapat juga menggunakan okulasi. Jika menggunakan okulasi Anda akan
mudah mendapatkan benih yang banyak hanya dalam waktu cukup singkat. Dapat juga
Anda coba memakai tunas akar alami serta cangkok.
Pedoman
budidaya tanaman sukun
Umumnya
tanaman sukun diperbanyak menggunakan cara cangkok atau stek akar. Meskipun
untuk tanaman dapat diperbanyak menggunakan cara sambung pucuk atau okulasi di
batang bawah dari semai keluwih, namun cara yang satu ini tidak dianjurkan
karena memiliki presentasi keberhasilan yang rendah serta relatif lama.
Akar
samping dari pohon sukun ini ditarik ke atas, kemudian potong sepanjang 20
hingga 20 cm dan disemaikan sebagai bibit. Di akar yang terlihat pada permukaan
tanah seringkali tumbuh tunas. Dari tunas inilah yang nantinya dapat dipotong
beserta dengan akar induknya guna dijadikan untuk bibit.
Bibit
sukun yang sudah mencapai tinggi sekitar 70 centimeter akan dapat ditanam di
kebun. Ukuran lubang tanam untuk tanaman sukun ini adalah 40 x 40 x 30
centimeter. Setiap lubang tanam diberi 10 kilo gram pupuk kandang yang sudah
matang. Ada baiknya jika bibit muda Anda lindungi dengan daun kelapa maupun
daun lainnya guna mencegah sengatan matahari serta diberi cukup air ketika
musim kemarau.
Pemeliharaan
tanaman sukun
Pemangkasan
cabang tanaman sukun jangan terlalu sering dilakukan. Akan tetapi jika
pembentukan percabangan memang belum bagus, maka Anda dapat memangkas batang
utamanya agar memiliki tunas lebih banyak.
Gunakan
pupuk buatan NPK (15:15:15) yang diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25 hingga
1000 gram per pohon setiap tahunnya disesuaikan dengan usia tanaman. Setelah
tanaman sudah berbuah, maka pemupukan cukup 1 hingga 2 kali saja per tahun
sebelum berbunga dan juga setelah panen raya.
D. Cara
Budidaya Cocor Bebek
Cocor
bebek atau suru bebek (Latin:Kalanchoe pinnata syn. Bryophyllum calycinum syn.
Bryophyllum pinnatum) adalah tumbuhan sukulen (mengandung air) yang berasal
dari Madagaskar. Tanaman ini terkenal karena metode reproduksinya melalui tunas
daun (tunas/adventif).
Tanaman Cocor Bebek
Cocor
bebek populer digunakan sebagai tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang
tumbuh liar di kebun-kebun dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu.
Deskripsi Cocor Bebek
Cocor
bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan
mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga
majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.
Penyebaran Cocor Bebek
Cocor
bebek menjadi tanaman yang umum di daerah beriklim tropika seperti Asia,
Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos,
Melanesia, Polinesia, and Hawaii. Di banyak daerah tersebut, seperti di Hawaii,
tanaman ini dianggap sebagai spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya
yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
Kegunaan Cocor Bebek
Cocor
bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium
oksalat, asam formiat, dan tanin. Cocor bebek digunakan sebagai obat
tradisional untuk menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, dan
penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak
teratur, obat luka, serta bisul.
Penelitian
yang dilakukan oleh Supratman beserta rekan-rekan dari Divisi Biokimia Terapan
Osaka Prefecture University di Sakai, Jepang, menunjukkan bahwa isolasi
terhadap lima bufadienolides dari daun sosor bebek mempunyai efek menghambat
pengaktifan antigen awal virus Epstein-Barr (EBV-EA) pada sel Raji yang
disebabkan oleh tumor.
Selain
bufadienolides, cocor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak, dan dingin
ini juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid,
flavonoid, quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside. Kandungan
kimia tersebut membuat sosor bebek bisa digunakan untuk berbagai pengobatan.
Selain
bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dalam, cocor bebek juga bisa digunakaan
untuk penggunaan luar. Misalnya:
Luka : Daun cocor bebek
secukupnya diparut atau ditumbuk. Tambahkan sedikit air dan balurkan pada
bagian tubuh yang mengalami luka. Ganti setiap tiga jam sekali.
Perut mulas: Beberapa
helai daun dadap serep ditumbuk dengan beberapa lembar daun cocor bebek. Beri
sedikit air. Kemudian balurkan ramuan tersebut pada perut.Menurunkan demam:
Lumatkan daun cocor bebek, lalu balurkan pada dahi. Gunakan dua kali sehari.
Bisul atau memar:
Hancurkan 30-60 gram daun cocor bebek kemudian peras. Tambahkan madu dan
diminum. Sisa daun ditempelkan pada bagian yang sakit.
Radang telinga luar:
Lumatkan 5-10 daun cocor bebek, peras. Airnya digunakan sebagai obat tetes
telinga.
Radang amandel:
Lumatkan 5-10 daun cocor bebek. Ambil airnya dan gunakan sebagai obat kumur.
Cara
menanam cocor bebek
Cara
menanam dengan melepas helai daun dan letakan di media tanam maka dalam
beberapa hari kemudian akan timbuh akar dan tunas baru di pangkal daun dan
selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman dewasa.
Media
tanam terdiri dari dari campuran tanah pupuk, pasir, dan sekam bakar yang
diaduk jadi satu. Pada dasar pot beri pacahan batu bata atau genting.
Penyakit
yang paling sering yaitu busuk akar atau daun. Hal tersebut terjadi karena
tanaman tergenang air baik di dalam pot maupun di dasar pot. Cara mengetasi
busuk akar yaitu dengan membuat darinase pada pot sehingga air tidak tergenang.
Sedangkan hama yang sering meyerang cocor bebek adalah kutu putih dan ulat
berkaki banyak dan semut.
Kutu
putih dapat diatasi dengan membuang kutu yang menempel kemudian disemprot
dengan peptisida. Untuk ulat cukup dibuang saja sedangkan untuk semut, rendam
pot dalam air sebentar semut-semut akan keluar atau ganti media tanam dengan
yang baru.
E. Teknik
dan Cara Budidaya Tebu
Iklim dan Keadaan Cuaca
Cara
budidaya tebu yang baik sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan
tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas, seperti Indonesia ini,
dengan suhu 25 sampai 28 derajat Celsius. Selain itu, daerah yang paling baik
untuk ditanami tebu adalah daerah dengan curah hujan 100 mm/tahun.
Keadaan Tanah
Jenis
tanah yang paling baik untuk ditanami tanaman tebu adalah jenis tanah alivial,
regosol, podsolik atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah yang paling baik
untuk tanaman tebu adalah antara 6,4 sampai 7,7 atau keadaan keasaman netral.
Hal ini penting dalam teknik budidaya agar bisa menghasilakn tebu yang baik.
Mempersiapkan Lahan
Tanah
yang akan ditanami tanaman tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara yaitu
dibajak dan reynoso. Proses pembajakan dilakukan pada tanah kering dengan tujuan
untuk menjadikannya gembur. Pada proses ini, dibuat alur-alur untuk menanam
bibit tebu sedalam 20 cm. Untuk proses reynoso, proses pengolahan tanah
dilakukan pada area yang akan ditanami pohon tebu dengan kedalaman sekitar 40
cm dan berbentuk seperti cekungan. Proses ini dilakukan pada tanah yang
mengandung banyak air.
Memilih Bibit Tebu
Bibit
tebu yang bisa digunakan ada 4 macam, yaitu bibit pucuk, bibit batang muda,
bibit rayungan dan bibit siwilan. Bibit pucuk diambil dari tebu yang berumur 12
bulan dengan mengambil 2 sampai 3 tunas muda dengan panjang 20 cm. Bibit batang
muda berasal dari tebu yang berumur 5 sampai 7 bulan yang diambil dari seluruh
batang tebu yang dibagi menjadi 2 atau 3 bagian untuk masing-masing stek. Bibit
rayungan adalah bibit yang diambil dari tebu yang memang dibudidayakan untuk
keperluan pembibitan. Bibit rayungan adalah bibit tebu yang diambil dari pucuk
tebu yang sudah mati.
Waktu Penanaman Tebu
Waktu
yang paling tepat untuk memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah. Untuk
daerah dengan tipe iklim C dan D menurut Schmidt-Fergusson, atau daerah kering,
waktu yang paling tepat untuk menanam tebu adalah pada bulan Oktober sampai
Desember. Untuk tipe iklim B atau daerah basah, waktu yang paling tepat untuk
bercocok tanam tebu adalah pada awal musim kemarau.
Proses Penanaman
Untuk
daerah kering, teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan stek yang
mempunyai 8 sampai 9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap stek. Tiap stek
ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25 sampai 1,35 meter. Untuk daerah
dengan iklim basah, stek yang digunakan adalah stek dengan 3 mata tunas dengan
teknik tumpang tindih atau bersentuh ujung. Satu tips yang bisa anda gunakan
bila anda kekurangan tenaga untuk menanam tebu didaerah ini adalah menggunakan
tebu dengan 5 sampai 6 mata tunas yang dipotong menjadi dua.
Penyiraman
Penyiraman
adalah langkah pertama pemeliharaan tanaman tebu. Penyiraman dilakukan pada
tanaman tebu dengan melihat keadaan tanah dan cuaca. Selain itu, penyiraman
sebaiknya dilakukan setelah proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari
setelah pemupukan.
Penyulaman
Penyulaman
perlu dilakukan untuk mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan
baik. Proses ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2 sampai 4 minggu dan
bibit rayungan yang berumur 2 minggu. Proses ini harus segera dilakukan agar
tidak mengganggu produksi dan bila penyulaman tidak berhasil, maka, harus
segera dilakukan prose penyulaman yang baru.
Penyiangan
Proses
penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan memotong gulma yang
mengganggu. Akan tetapi, pada daerah kering dimana terdapat banyak jenis
tanaman gulma yang mengganggu, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan
herbisida, seperti Karmex, DMA, Amexon, Gesapax, Sanvit dan Gramoxon.
Pelaksanaan proses ini dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu pre emergence, late
pre emergence, post emergence I dan post emergence II.
Pemupukan
Proses
memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman pemupukan P3GI. Jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk ZA, SP36 dan KCL. Pemupukan diberikan secara bertahan
dan menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman tebu dan lahan.
Hama dan Penyakit
Hama
yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat
pengerek. Untuk mencegah hal ini, maka perlu dipilih varietas tebu yang tahan
hama. Selain itu, bisa juga menggunakan predator alam hama ini, yaitu
Trichogama sp, Lalat Jatiroto atau dengan menyemprotkan Thiodan 35 EC.
Pemanenan
Pemanenan
tanaman tebu dilakukan dengan mencangkul area tanam sedalam 20 cm. Batang tebu
disisakan 3 ruas bila ingin ditumbukan kembali atau dicabut sampai akarnya bila
lahan ingin dibongkar. Pucuk tebu dibuang dan batang diikat dengan jumlah 20-30
batang/ikat untuk digiling. Waktu pemanenan dilaksanakan pada bulan kering,
antara April sampai Oktober.
2.3 Pembentukan tunas
•
Tunas biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing
dianggap induvidu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal
dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah
•
Pertumbuhan tunas menjadi lebih baik sesuai yang diharapkan , dengan adanya
bantuan faktor lingkungan seperti suhu, derajat kesamaan/kebasaan(pH),
kelembapan, dan cadangan makanan yang cukup.
•
Contoh tumbuhan bertunas pakis haji (cycas rumphii), bamboo(bambusa sp), pisang
(musa paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (saccharum officinarum)
2.4 Jenis tunas
Tunas
diberi nama untuk lokasi yang mereka huni di permukaan batang. Tunas terminal
adalah mereka yang berada di puncak batang. Tunas lateral ditanggung pada sisi
batang. Kebanyakan tunas lateral muncul dalam sumbu daun dan disebut tunas
ketiak. Dalam beberapa kasus lebih dari satu tunas terbentuk. Tunas adventif
adalah mereka yang timbul di tempat lain daripada di posisi terminal atau
ketiak. Tunas adventif dapat berkembang dari ruas batang; di tepi helai daun;
dari jaringan kalus pada akhir potongan batang atau akar; atau lateral dari
akar tanaman. Contoh tumbuhan yang memiliki tunas adventif adalah cocor bebek.
·
Tunas batang : bambu, pisang, Aglaonema
·
Tunas akar : cemara, sukun, kesemek
·
Tunas daun : Cocor bebek (disebut juga
tunas adventif)
∆ Tunas Adventif
•
Tunas adventif atau tunas liar adalah tunas yang tidak tumbuh diujung batang
atau ketiak daun
•
Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu
baru.
•
Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen (muntingia calabura), sukun
(arthocarpus communis), kesemek (dyospiros knaki), jambu biji (psidium
guavajava) dan cemara
•
Tunas yang tumbuh didaun disebut dengan tunas daun
•
Tunas tersebut dapat membentuk daun dan akar sehingga seperti tumbuhan kecil
yang menempel pada tumbuhan.
•
Contoh tumbuhan tunas daun yaitu cocor bebek dan begonia
2.5 Tunas sebagai makanan
Tunas
membesar atau bagian dari tunas membentuk bagian yang dapat dimakan dari
beberapa tanaman hortikultura. Kubis dan kepala selada adalah contoh tunas
terminal yang luar biasa besar. Tunas ketiak sukulen kubis Brussel menjadi
bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini. Dalam kasus dunia artichoke, bagian
basal berdaging bracts dari kuncup bunga yang dimakan bersama dengan bagian
batang padat tunas. Brokoli merupakan tanaman hortikultura yang paling penting
di mana kuncup bunga yang dapat dimakan dikonsumsi. Dalam hal ini, bagian dari
batang serta daun kecil terkait dengan kuncup bunga yang dimakan.
2.6 Pertumbuhan Primer Pada Batang yang
Dipengaruhi oleh 2 Macam Tunas
(1) Tunas terminal,
tunas ini diapit oleh bakal daun (primordium) dan terletak di ujung batang yang
memugkinkan tumbuhan tumbuh ke atas.
(2) Tunas aksilar
(tunas lateral), terletak pada bagian ketiak daun yang pertumbuhannya akan
membentuk cabang atau bunga.
Secara visual, tanaman
yang tunas ketiaknya dibuang terlihat rentan terhadap penyakit virus.
Dibawah ini merupakan
kelompok-kelompok hormon yang ada pada tumbuhan.
1.
Auksin
Auksin
adalah hormon-hormon yang berperan dalam pemanjangan sel tumbuhan, pengaturan
pada apikal, dan pengakaran. Auksin alami yang sering dikenal adalah
indoleacetic acid (IAA) dimana auksin ini diproduksi dalam meristem apikal pada
tunas. Biji atau benih yang sedang berkembang menghasilkan IAA, yang mana untuk
merangsang perkembangan dari sebuah tanaman yang gemuk (kaya akan daging).
Contohnya, pemindahan atau pembuangan biji-biji dari sebuah stroberi untuk
mencegah buah tersebut untuk membesar. Penggunaan IAA setelah memindahkan
biji-biji tersebut menyebabkan buah tersebut tumbuh besar secara normal. IAA
diproduksi dalam pertumbuhan aktif ujung tunas dan buah yang sedang berkembang,
dan terlibat dalam pemanjangan. Sebelum sel dapat memanjang, dinding sel dari
sel tersebut harus berubah menjadi tidak begitu keras atau kaku, maka sel
tersebut baru dapat bekembang. IAA memicu peningkatan (meningkat) dalam
kekenyalan atau kemampuan untuk melonggarkan (melunakkan) pada dinding sel,
sehinga pemanjangan dapat terjadi.
2.
Auksin Sintetis
Para
ahli kimia telah mengumpulkan beberapa gabungan senyawa yang tidak begitu mahal
yang menyerupai struktur IAA. Auksin sintetis (NAA), digunakan secara luas atau
menyebar untuk menaikkan pembentukan susunan akar pada batang dan pemotongan
daun. Para tukang kebun sering menyemprotkan auksin pada tanaman tomat untuk
meningkatkan jumlah buah pada setiap tanaman. Pada saat NAA disemprotkan pada
buah apel muda dan pohon buah zaitun yang muda, beberapa dari buah-buah
tersebut jatuh sehingga buah-buah yang tersisa dapat tumbuh lebih besar. Pada
saat NAA disemprotkan secara langsung pada buah-buah yang dewasa, seperti apel,
pir, dan buah jeruk, beberapa minggu sebelum buah-buah tersebut siap dipetik,
NAA mencegah buah-buah tersebut untuk jatuh dari pohon sebelum mereka
dewasa/matang. Kenyataan bahwa auksin dapat memiliki pengaruh efek yang
berlawanan, dengan mengakibatkan jatuhnya buah atau mencegah buah untuk jatuh,
menjelaskan sebuah titik penting. Pengaruh dari hormon pada tumbuhan sering
kali tergantung pada tingkat perkembangan tumbuhan tersebut.
NAA
digunakan secara komersial untuk mencegah tunas dari pertunasan pada kentang
selama penyimpanan.
Penggunaan
auksin secara komersial , antara lain :
(1)
Indoles (e.g IAA) , untuk bubuk akar (digunakan para tukang kebun pada
pemotongan) dan perkembangan buah-buahan.
(2)
Asam Benzoat, sebagai pembunuh rumput-rumputan liar.
(3)
Asam Phenoxyacetic , sebagai pembunuh rumput-rumputan liar dan perkebunan
buah-buahan.
3.
Giberelin
Pada
era 1920an ilmuan Jepang menemukan bahwa sebuah zat terbentuk oleh jamur
Gibberella mengakibatkan jamur menjangkit pada tumbuhan-tumbuhan untuk tumbuh
tinggi secara tidak normal. Zat tersebut dinamakan giberelin, yang ditemukan
untuk terbentuk dengan jumlah yang kecil oleh tanaman. Zat tersebut membawa
banyak dampak pada tumbuhan, yang lebih utama adalah pertumbuhan panjang.
Penyemprotan tumbuhan dengan giberelin akan secara biasa menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih besar daripada ketinggian yang diharapkan lebih baik daripada
normal.
Giberelin
banyak terdapat pada ujung daun, kuncup, biji, dan ujung akar. Berikut inin beberapa
fungsi dari giberelin.
·
Merangsang pertumbuhan batang, daun, dan
akar
·
Merangsang pematangan serbuk sari dan
pertumbuhan tangkai serbuk sari
·
Merangsang perkembangan bunga (pada
tumbuhan tertentu)
·
Merangsang pertunasan pada kuncup
·
Menghentikan dormansi pada biji
·
Mempercepat perkecambahan pada biji
4.
Etilena
Hormon
etilena berpengaruh atas pematangan buah-buahan. Tidak seperti empat kelas
hormone tumbuhan lainnya, etilena adalah gas di temperature ruangan. Gas
etilena menyebarkan dengan mudah melalui udara dari satu tumbuhan ke tumbuhan
lain. Pepatah “satu buah apel rusak merusak apel sekeranjang” memiliki dasar
pada gas etilena. Sebuah apel busuk akan menghasilkan gas etilena, yang mana
merangsang apel yang berada dekat untuk masak dan pada akhirnya rusak akibat
terlalu masak.
Etilena
biasa digunakan pada sebuah penyelesaian etefon, sebuah bahan kimia buatan yang
memecahkan dan membebaskan gas etilena. Etilena digunakan untuk mematangkan
pisang, melon berkulit putih dan tomat. Jeruk, lemon dan jeruk besar sering
menyisakan warna hijau ketika sudah matang. Walaupun buah-buahan rasanya enak,
konsumen jarang membelinya, karena sangkaan bahwa jeruk seharusnya berwarna
oren, benar? Penggunaan etilena pada pohon jeruk hijau menyebabkan perkembangan
warna pohon jeruk yag diinginkan, seperti oren dan kuning. Pada beberapa
spesies tanaman, etilena menaikkan absis, yang mana merupakan pelepasan dari
daun, bunga, atau buah dari sebuah tanaman. Ceri dan kenari ditanam dengan
mekanisme tiga tempat. Perawatan etilena menaikkan jumlah buah yang jatuh ke
tanah ketika pohon diguncang. Daun absis juga merupakan sebuah keuntungan
adaptasi untuk tumbuhan. Daun yang mati, rusak ataupun terinfeksi jatuh ke
tanah lebih baik daripada daun yang bernaung ditempat rindang atau menyebarkan
penyakit. Tumbuhan dapat meminimalisir kekurangan air pada musim dingin, ketika
air pada tumbuhan sering kali membeku.
5.
Sitokinin
Sitokinin
menaikkan divisi sel pada tumbuhan. Produksi dalam perkembangan tunas, akar,
buah dan biji pada sebuah tumbuhan, sitokinin sangat penting pada pembudidayaan
jaringan tumbuhan di laboratorium. Sebuah perbandingan tinggi dari auksin ke
sitokinin di dalam sebuah pembudidayaan jaringan sedang merangsang pembentukan
akar. Sebuah perbandingan rendah menaikkan pembentukkan tunas. Sitokinin juga
digunakan untuk menaikkan pertumbuhan pucuk atau tunas dalam penanaman
tumbuhan.
Berikut
ini beberapa fungsi dari sitokinin.
·
Menyebabkan pertumbuhan embrio dan
meningkatkan pertumbuhan rata-rata sel yang diisolasi di laboratorium.
·
Merangsang pembelahan pada sel yang
berhenti bermitosis.
·
Bersama auksin menyebabkan meningkatnya
kecepatan pembelahan sel.
·
Mempertahankan warna pada daun sehingga
tidak cepat berubah menjadi kuning setelah dipetik dari pohon.
·
Merangsang pemasakan pada buah yang
telah dipetik dari pohon.
·
Merangsang diferensiasi sel pada
jaringan meristem.
·
Merangsang pertumbuhan tunas lateral.
6.
Asam absisat
Asam
absisat, atau ABA, secara umum menghambat hormone lain, seperti auksin IAA.
Ahli tumbuhan sekarang tahu bahwa etilena pada hormone absisat utama. ABA
membantu mengeluarkan dormansi(saat istirahat) pada pucuk tumbuhan dan
memelihara dormansi dalam bijinya. ABA menyebabkan penutupan stomata tumbuhan
dalam reaksi kemarau. Air menekan daun untuk menghasilkan ABA dalam jumlah
besar. Hal ini menyebabkan stomata manutup, dan air tertahan di daun. Hal ini
sangat merugikan untuk mengumpulkan ABA untuk kegunaan komersil pertanian.
7.
Kalin
Kalin
berfungsi dalam pembentukan organ tumbuhan. Berdasarkan jenis organ yang dipengaruhinya,
dikenal beberapa jenis kalin. Contonya, antokalin berperan dalam pembentukan
bunga; filokalin berperan dalam pembentukan daun; kaulokalin berperan dalam
pembentukan batang; dan rizokalin berperan dalam pembentukan akar.
Tumbuhan
harus memperoleh air, mineral, dan cahaya dengan cukup jika ingin berhasil
berkembang biak atau bereproduksi. Tumbuhan mencapai statis (dalam keadaan
tidak bergerak atau diam), yang berkaitan dengan bumi dengan melakukan reaksi
atau tanggapan-tanggapan pertumbuhan terhadap rangsangan. Reaksi atau
tanggapan-tanggapan ini disebut dengan pergerakan tropik.
Pergerakan
Tropik (Tropisme)
Tropisme
ialah sebuah tanggapan dari pertumbuhan hormonal terkendali terhadap sebuah
perangsang eksternal. Pada tropisme, arah atau petunjuk perangsang
mengendalikan arah atau petunjuk dari reaksi atau tanggapan. Jika tanggapan
tersebut menujuke arah perangsang, maka tropisme tesebut merupakan positif.
Sedangkan jika tanggapan tersebut menjauh dari perangsang, maka tropisme
tersebut adalah negatif. Tropisme terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
Fototropisme
(tanggapan terhadap cahaya)
Telah
disebutkan bahwa fototropisme diilustrasikan oleh pergerakan tumbuhan bertunas
yang berhubungan dengan arah sumber cahaya. Cahaya menyebabkan hormon auksin
mengeluarkan sisi yang terlindungi dari tunas. Auksin mengakibatkan sel-sel
pada sisi yang terlindungi tersebut untuk memperpanjang lebih banyak daripada
sel-sel yang berada pada sisi yang diterangi. Hasilnya, tunas membengkok menuju
ke arah cahaya dan menunjukkan fototropisme positif. Pada beberapa batang
tumbuhan, fototropisme tidak disebabkan oleh adanya auksin atau pergerakan.
Pada contoh semacam ini, cahaya mendorong produksi pencegahan pertumbuhan di
sisi yang diterangi pada tunas. Fototropisme negatif kadang terlihat pada
tumbuhan merambat pada dinding rumah bertingkat dimana gulungan sulur tidak
mempunyai apa-apa untuk menggulung sekitarnya. Tumbuh-tumbuhan merambat ini
memiliki ujung-ujung batang yang tumbuh menjauhi cahaya, atau ditempatkan lebih
baik, terhadap dinding.
Charles
Darwin dan putranya menampilkan percobaan pada fototropisme dengan biji-biji
gandum. Percobaan ini ditampilkan secara singkat dibawah ini.
·
Batang dari kendali tanaman yang tidak
terawat tumbuh ke arah cahaya. Ini bermakna bahwa batang tersebut merupakan
fototropik positive.
·
Ujung batang dari tanaman ini telah
dipindahkan persis di atas zona pemanjangan. Batang ini tidak tumbuh ke arah
cahaya (terhadap cahaya).
·
Penutup buram (tidak tembus cahaya)
mencegah jatuhnya cahaya pada ujung batang. Keadaan ini menyebabkan batang
tersebut tidak tumbuh ke arah cahaya.
·
Pasir mencegah jatuhnya cahaya pada
seluruh bagian dari batang tersebut kecuali ujungnya. Pada percobaan ini,
batang tumbuh menghadap ke arah cahaya.
Penjelajahan
surya merupakan gerakan pada daun-daun atau bunga sebagaimana pergerakan
matahari melintasi angkasa. Dengan secara terus-menerus menghadap ke arah
sumber cahaya, berpindah atau tidak, tumbuhan tersebut memaksimalkan cahaya
yang ada untuk berfotosintesis.
BAB
III
KESIMPULAN
Tunas adalah bagian
tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada di atas
permukaan tanah/media. Tunas juga memiliki beragam jenis, diantaranya yaitu tunas
terminal (contoh tunas terminal yang luar biasa besar adalah
kubis dan kepala selada), tunas lateral/ tunas ketiak , tunas adventif. Contoh
tumbuhan yang memiliki tunas adventif adalah cocor bebek.
Ada 2 macam pertumbuhan primer pada batang yang
dipengaruhi oleh tunas, yaitu :
·
Tunas terminal, tunas ini diapit oleh
bakal daun (primordium) dan terletak di ujung batang yang memugkinkan tumbuhan
tumbuh ke atas.
·
Tunas aksilar (tunas lateral), terletak
pada bagian ketiak daun yang pertumbuhannya akan membentuk cabang atau bunga.
kelompok-kelompok hormon yang ada pada tumbuhan pada
saat pertumbuhan tunas antara lain :
·
Auksin
·
Auksin Sintetis
·
Giberelin
·
Etilena
·
Sitokinin
·
Asam absisat
·
Kalin